Devenews.com-Jakarta. Gangguan kejiwaan atau mental illness seringkali mendapat stigma yang negatif dan kurang tepat dalam masyarakat awam. Negative stereotyping ini secara tidak langsung akan memunculkan berbagai kesalahpahaman, yang dapat membuat penderita menjadi terisolasi dalam lingkungannya dan depresi. Dilansir dari laman huffingtonpost.com, berikut 6 stigma “mitos” tentang gangguan jiwa yang harus kamu tahu, and no one shall believe in those again !
1. Ganguan Jiwa Dapat Menular
Berdasarkan penelitian pada tahun 2014, banyak masyarakat yang masih percaya bahwa mental illness menular dan mengisolasi penderitanya di dalam lingkungan mereka.Penting bagi kamu untuk memahami bahwa gangguan kejiwaan sangatlah berbeda dengan gangguan kesehatan. Gangguan jiwa umumnya disebabkan karena kondisi mental dan emosi seseorang yang tidak stabil, bukan berasal dari penyebaran bakteri, virus ataupun kuman.
2. It’s Uncommon
Nyatanya, 1 diantara 4 orang diseluruh dunia pernah mengalami gangguan jiwa minimal sekali dalam hidup mereka. Jadi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang disekitar kamu sesungguhnya sedang menderita secara psikologis.
3. Gangguan Jiwa Tidak Dapat Disembuhkan
Anggapan satu ini juga ternyata salah. Terapi, konsumsi obat-obatan hingga dukungan dari orang-orang sekitar menjadi faktor penting dalam kesembuhan seseorang dengan mental illness untuk kembali memulai hidup yang sehat dan produktif. “Sama seperti penyakit serius lainnya, kesembuhan pasien dengan gangguan jiwa membutuhkan waktu, support dan usaha yang tidak mudah,” jelas Llyod Sederer selaku medical director dari New York State Office of Mental Health.
4. “It’s Only In Your Head” Perception
Banyak masyarakat yang juga mempercayai bahwa someone with anxiety can “just calm down” or someone with depression can “snap out of it, seolah-olah itu adalah hal normal yang dialami semua orang. Ini tentunya sangat salah. Hal tersebut merupakan bagian dari gejala gangguan kejiwaan pada seseorang. Tidak hanya itu, seseorang dengan mental illness juga umumnya tidak nafsu makan, sering sakit kepala dan mengalami masalah pencernaan. Hal ini yang kemudian menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti menurunnya sistem imun, jantung dan pencernaan pada penderita gangguan mental.
5. Penderita Gangguan Jiwa Bertindak Kasar & Brutal
Banyak orang yang menyalahkan gangguan jiwa pada seseorang sebagai alasan terjadinya peristiwa mengerikan seperti penembakan atau pembunuhan. Tapi faktanya, gangguan kejiwaan tidak membuat penderitanya melakukan tindak kekerasan dalam bentuk apapun. Studi pada tahun 2014 menyatakan bahwa penderita gangguan jiwa justru memiliki kemungkinan lebih besar menjadi korban dari berbagai tindak kekerasan tersebut, rather be the one who commits them.
6. Masa Kecil Yang Buruk
Masa kecil yang buruk seringkali dikaitkan sebagai penyebab utama seseorang menderita gangguan jiwa. Namun nyatanya, gangguan jiwa dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti ketidakstabilan hormon dalam tubuh hingga seasonal affective disorder¸yang terjadi akibat perubahan musim. Menurut Joseph Bienvenu, associate professor of psychiatry dari Johns Hopkins University, banyak pasien gangguan jiwa yang memiiki masa kecil bahagia namun tetap menderita depresi dan gelisah berkepanjangan.
Jangan jauhi Sahabat atau orang disekeliling Anda karena Gangguan Mental ya…[][Bella Setiawati]]