Deodoran dan antiperspirant sendiri ternyata merupakan 2 jenis produk yang memiliki fungsi berbeda. Deodoran ummnya berbentuk stick yang membunuh bakteri penyebab bau di ketiak. Sedangkan antiperspirant berfungsi untuk menjaga ketiak agar tetap kering dengan mengurangi produksi kelenjar keringat
Sumber : thelist.com

DeveNews.Com – Jakarta. Pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan postingan atau informasi yang belum teruji kebenaran dan faktanya, mulai dari kebiasaan makan, minum dan lain sebagainya yang diduga dapat membawa dampak buruk bagi tubuh. Salah satu kebiasaan yang sempat ramai diperdebatkan adalah soal baik atau tidaknya pemakaian deodorant atau antiperspirant , serta kebiasaan pemakaiannya yang ditengarai dapat memicu kanker payudara, penyakit Alzheimer hingga gagal ginjal. Namun, sudahkah ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan ini ? Ternyata tidak.

Deodoran dan antiperspirant sendiri ternyata merupakan 2 jenis produk yang memiliki fungsi berbeda. Deodoran ummnya berbentuk stick yang membunuh bakteri penyebab bau di ketiak. Sedangkan antiperspirant berfungsi untuk menjaga ketiak agar tetap kering dengan mengurangi produksi kelenjar keringat. Dilansir dari laman mentalfloss.com, berikut 4 persepsi umum mengenai deodorant yang ternyata salah besar !

  1. Kandungan Alumunium dalam Deodorant Menyebabkan Kanker

Gejala awal kanker payudara umumnya dapat terdeteksi dengan meraba daerah sekitar ketiak hingga payudara. Oleh karena itu, tidak sedikit ahli yang menduga bahwa kandungan dalam deodoran yang dioleskan di daerah sekitar ketika dapat merusak DNA dan mendukung pertumbuhan sel-sel jahat.

Faktanya, penelitian tidak menemukan adanya kandungan zat karsinogen dalam deodorant. “Hingga saat ini belum ada bukti akurat bahwa deodoroan dapat menyebabkan atau meningkatkan resiko kanker payudara,” jelas Ted S.Gansler dari American Cancer Society.

  1. Paraben dalam Deodorant menyebabkan Kanker

Paraben sudah lama digunakan dalam dunia kosmetik sebagai pengawet agar produk tahan lama. Walaupun keamanan penggunaannya sempat diperdebatkan, faktanya paraben yang terkandung dalam deodorant tidak menyebabkan kanker. Selain itu, banyak produsen deodoroan kini yang sudah tidak lagi menggunakan paraben dalam produknya.

  1. Deodoran Menyebakan Gagal Ginjal

Dugaan ini muncul ketika label bertulisan : sebelum penggunaan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter apabila terdapat riwayat penyakit ginjal’ pada mayoritas kemasan produk deodorant. Faktanya, label tersebut dipasang karena adanya kandungan alumunium yang tinggi pada deodorant yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal seseorang dengan daya kerja rendah (30% kebawah) karena ketidak mampuannya untuk mengolah kandungan besi dalam jumlah tinggi sehingga resiko terkena dementia akan lebih besar. Deodoran kini pada umumnya memiliki kandungan alumunium dalam dosis rendah. Unless you eat your stick or spray it into your mouth, your body can’t absorb that much aluminum,” jelas Leslie Spry dari National Kidney Foundation, AS.

  1. Deodoran Melemahkan Sistem Imun

Sistem imun merupakan salah satu hal vital untuk menjaga tubuh tetap sehat. Beberapa orang takut menggunakan deodoran karena dianggap dapat merusak keseimbangan sistem imun dalam tubuh sehingga akan mudah terkena penyakit. Faktanya deodoran hanya merusak bakteri jahat penyebab bau pada ketiak, bukan bakteri baik dalam sistem imun tubuh.

So, tidak perlu takut girsl, karena tidak terbukti karena Deodorant bisa menyebabkan kanker hanyalah mitos belaka!

[Bella Setiawati]