DeveNews.com-Jakarta. Jika kamu termasuk tipe seseorang yang tidak akan bisa tidur tanpa menggunakan selimut, bahkan ketika udara sedang panas sekalipun, then you are not alone. Banyak orang di dunia yang tidak bisa tertidur lelap jika mereka tidak menggunakan selimut, baik itu selimut tebal maupun tipis. Apa alasannya ? Dilansir dari laman mentalfloss.com, Dan Nosowitz dari Atlas Obscura menyatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh kepribadian dan psikologis seseorang.
Berdasarkan penelitannya, Dan menemukan fakta bahwa kebiasaan tidur dengan selimut adalah suatu fenomena psikologis baru, karena pada jaman dahulu harga selimut termasuk mahal. Di abad pertengahan, orang-orang bangsa eropa hanya dapat memakai selimut jika mereka berasal dari keluarga kaya. Selimut dianggap sebagai salah satu benda berharga pada masa itu, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jaman dahulu, untuk menjaga tubuh agar tetap hangat, orang-orang dalam keluarga biasanya akan tidur berdempetan hingga membawa hewan ternak mereka agar udara dalam ruangan tetap hangat. Namun seiring murahnya harga kain, beberapa orang kemudian mulai menjadikan kain tipis sebagai penghangat di malam hari. Hingga sekarang, kebiasaan itu masih terus berlanjut hingga ke negara tropis, dimana banyak orang yang justru tidak bisa tidur jika tidak berselimut.
Beberapa bagian tubuh memang memerlukan kehangatan ekstra di malam hari. Suhu tubuh kita secara otomatis akan menurun ketika jam tidur tiba. Itulah salah satu alasan beberapa ahli menyarankan untuk mandi terlebih dahulu sebelum tidur karena hal tersebut akan membuat kita terlelap lebih cepat. Saat tertidur, semakin lama suhu tubuh kita akan semakin menurun agar tidur lebih nyaman. This means during sleep, our body still regulates its own temperature. So we naturally learn that even if it’s pretty hot when we go to bed, we’ll wake up shivering at 4 a.m. if we don’t have a blanket.
Fakta neurologi lainnya turut mengungkapkan bahwa dengan berselimut dapat membantu pikiran kita lebih rileks sebelum tidur dan menjauhkannya dari stress, karena tekanan lembut pada tubuh saat kita berselimut dapat menstimulasi produksi hormon serotonin dengan lebih maksimal. Hormon satu ini juga berperan penting dalam menjaga pola tidur. Rendahnya produksi hormone serotonin dalam tubuh dapat menyebabkan depresi hingga insomnia akut.
Ada beberapa alasan psikologis sederhana lainnya yang juga turut mendukung timbulnya kebiasaan ini. Misal, ketika bayi hingga anak-anak, orang tua kita selalu terbiasa untuk menyelimuti kita kala tidur. Kebiasaan sederhana ini juga dapat terbawa hingga dewasa, sehingga kita terbiasa baru akan dapat terlelap jika sudah berselimut. Kebiasaan berselimut ini juga erat kaitannya sebagai pengontrol jam tidur loh. Above all, maybe we just all want to be swaddled forever. Doesn’t that sound nice? [][Bella Setiawati]]