DeveNews.com-Jakarta. Sebagian orang pasti sudah tidak asing lagi dengan sleep paralysis. Sleep Paralysis atau kelumpuhan saat tidur adalah suatu kondisi / keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak dan berbicara disaat dirinya telah tersadar atau terbangun dari tidur. Banyak orang yang bahkan beranggapan bahwa sleep paralysis adalah suatu fenomena supranatural yang sangat mengerikan, dimana mereka merasakan adanya kehadiran arwah jahat yang menindih tubuh mereka sehingga tidak dapat bergerak saat sadar. But despite all of those former beliefs, the feeling of paralysis is definitely not caused by supernatural beings.
1. Penyebab utama sleep paralysis
REM atau Rapid Eye Movement adalah kondisi normal saat sedang terlelap yang ditandai dengan adanya gerakan cepat dan acak pada mata. Saat tidur, REM melemaskan serta mematikan beberapa otot tubuh untuk beristirahat. Hal ini juga merupakan mekanisme alam bawah sadar tubuh agar seseorang yang sedang terlelap tidak dapat bergerak atau berjalan selama tidurnya. Ketika seseorang terbangun disaat mode REM masih berlangsung dalam tubuh, maka sleep paralysis pun dapat terjadi. Kamu akan sadar, namun tubuhmu belum dapat digerakkan karena proses REM yang belum usai sehingga otot tubuh masih berada dalam kondisi shut down.
Menurut Dr. Shelby Harris selaku direktur dari Sleep Wake Disorders Center dari New York, seseorang yang didiagnosis menderita narkolepsi juga memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami sleep paralysis.
Dilansir dari livescience.com, menurut studi yang dilakukan oleh University of Sheffield di Inggris terhadap 862 partisipan kakak beradik dan juga kembar menyatakan bahwa pola / ritme sirkadian juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya sleep paralysis. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Pennsylvania State University pada tahun 2011, 7,6% dari total populasi general pernah mengalami sleep paralysis, dimana seseorang dengan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan lebih rentan mengalami sleep paralysis hingga berulang kali.
2. Gejala Sleep Paralysis
Seseorang yang mengalami sleep paralysis umumnya tidak dapat menggerakan tubuh atau berbicara ketika ia sudah terbangun dan dalam kondisi sadar. Kondisi ini dapat berlangsung selama 1 hingga 2 menit, dimana saat kondisi ini terjadi, beberapa orang juga merasakan adanya sensasi tercekik dan tertindih pada bagian atas tubuh. Hal ini yang kemudian menyebabkan banyaknya mitos mengerikan bertebaran mengenai sleep paralysis. Faktanya, saat mengalami sleep paralysis, gejala lain yang juga ikut terjadi adalah halusinasi karena otak kita masih berada dalam fase tidur (dream state).
3. Solusi Atasi Sleep Paralysis
Dalam beberapa kasus, tidak ada pengobatan khusus untuk sleep paralysis. Beberapa ahli akan lebih berfokus pada pencegahan dan pengobatan pada akar penyebab sleep paralysis itu terjadi. “Jika kamu terus-terusan mengalami sleep paralysis, ada baiknya kamu segera berkonsultasi pada spesialis tidur karena sering terjadinya sleep paralysis bisa menjadi pertanda bahwa kamu memiliki gangguan tidur sehinga kualitas tidur menurun,” jelas Dr. Shelby Harris.
Dr. Shelby juga menyarankan agar seseorang yang sering mengalami sleep paralysis untuk mulai memperhatikan jam tidur, menghindari konsumsi alkohol, nikotin dan obat-obatan tertentu 3 jam sebelum tidur. Hindari juga konsumsi kafein dibawah jam 2 siang dan kurangi frekuensi pemakaian gadget sebelum tidur.
Saat kamu mengalami sleep paralysis, berusaha untuk tetap tenang dan tidak berpikir macam-macam. “Tidak banyak yang bisa kamu lakukan ketika sedang mengalami sleep paralysis, jelas Dr, Shelby. [][Bella Setiawati]]
Editor: Shofi Muhaya