DeveNews.Com – Jakarta. Seperti halnya warna rambut, tiap-tiap orang dilahirkan dengan warna mata yang berbeda mulai dari coklat, biru, hijau hingga abu-abu. Faktor genetic atau keturunan pun berperan besar dalam memberikan warna pada mata seseorang. Bagian yang memiliki warna pada mata dikenal juga sebagai iris. Iris sendiri terletak di bagian belakang kornea, yakni lapisan tansparan dan terluar pada mata. Layaknya kita yang sering mengganti-ganti warna rambut, beberapa orang pun ingin melakukan penggantian warna bola mata mereka secara permanen melalui operasi sehingga tidak perlu lagi menggunakan kontak lensa.
Sayangnya, prosedur penggantian warna bola mata secara permanen tidaklah semudah kita membuat janji di salon kecantikan. Prosedur ini disebut juga sebagai operasi kosmetik implan iris yang menjanjikan perubahan warna bola mata secara keseluruhan sesuai keinginan pasiennya secara permanen.
Lalu bagaimana prosedur implan iris ini dilakukan ? pertama, pasien akan memilih warna implan yang diinginkan terlebih dahulu. Implan iris ini sendiri terbuat dari silikon yang nantinya akan menggantikan warna bola mata pasien sebelumnya. Lalu selama prosedur operasi, dokter akan membuat irisan tipis pada lapisan kornea agar implan tersebut dapat dimasukkan.
Terdengar mudah bukan ? namun dibalik semua kemudahan prosedur tersebut, ternyata resikonya juga tidak main-main lho ! Faktanya, di Amerika sendiri, implan iris untuk tujuan kecantikan tidak dilegalkan. Lain halnya dengan negara-negara di Amerika Selatan seperti Meksiko atau Panama yang melegalkan prosedur ini. Kebanyakan pasien juga mengetahui informasi adanya prosedur ini melalui marketing online yang seringkali menyatakan bahwa prosedur ini sangat aman dan tidak jauh berbeda dengan operasi katarak.
“This is inaccurate as well as misleading. Banyak resiko buruk yang harus dipertimbangkan seseorang sebelum menjalani prosedur ini,” jelas ahli mata James Tsai selaku spokesperson dari The American Academy of Ophthalmology. Menurut James, prosedur ini memiliki resiko tinggi untuk melukai kornea mata. Selain itu, efek sesudah operasi seperti inflamasi, mata merah hingga bengkak yang sangat mungkin dialami pasien dapat berujung pada kebutaan total permanen. Ditambah dengan adanya peletakan implan iris pada kornea yang dapat menyebabkan glaucoma, yakni rusaknya saraf penglihatan pada mata akibat tekanan tinggi pada mata.
Dilansir laman medicaldialy.com, salah seorang pasien pria yang melakukan prosedur implan di Panama harus menjalani sisa hidupnya dengan menggunakan obat tetes mata anti inflamasi karena menderita glaukoma sesudah prosedur dilakukan. “You have to use anti-inflammatory drops for the rest of your life. Please don’t be that stupid. Your health is so much more important,” jelasnya.
Bella Setiawati