DeveNews.com – Dave Holmes saat ini sedang terlibat sebuah polemik dengangrup band yang dikelolanya selama lebih dari 20 tahun, Coldplay. Sebelumnya, Holmes menggugat sebesar Rp 191.63 miliar atas dugaan belum membayar komisi. Gugatan ini pun ‘dibalas’ dengan gugatan kelalaian mengontrol anggaran tur secara memadai hingga mengakibatkan pembengkakan pengeluaran.
DeVers dan Coldplayers saat ini mungkin sedang dibuat gundah atas kasus yang saat ini sedang menimpa Coldplay dengan mantan manajer mereka, Dave Holmes. Belum lama ini, Coldplay melayangkan tuntutan balik kepada Dave sebesar £14 Juta (pound sterling) atau Rp 268.778.684.580,00 (Rp 269 miliar) atas tuduhan kelalaian mengawasi dan mengontrol anggaran tur secara memadai sehingga banyak jutaan pound terbuang sia-sia untuk peralatan yang tak sesuai pada tur “Music of the Spheres”. Tuntutan itu mereka ajukan di Pengadilan Tinggi, London (Royal Court of Justice). Namun, sebenarnya apa yang menjadi awal mula aksi saling menggugat ini?
- Dave Holmes Menuntut Hak Komisi
Dave Holmes melayangkan gugatannya ke pengadilan satu bulan setelah berpisah dari Chris Martin Cs. Dave sudah tidak lagi bersama Coldplay sejak 16 Agustus 2022. Gugatan tersebut adalah mengenai dugaan belum membayar komisi lebih dari £10 Juta atau sekitar Rp 191,63 miliar. Holmes menuduh Coldplay mengingkari perjanjian kontrak mengenai album ke-10 dan 11 yang menyatakan bahwa manajer akan mendapatkan komisi. Coldplay mendapatkan bayaran di muka untuk album ke-10 sebesar £35 Juta (Rp 670,73 miliar) dan £35 Juta (Rp 574,91 miliar) untuk album ke-11 dan 12. Holmes mengaku bahwa ia seharusnya mendapatkan komisi sebesar 8-13%. Holmes juga meminta ganti rugi atas pekerjaan yang telah ia lakukan selama ini selamasekitar 20 tahun lebih menjadi manajer pengelola grup.
Phil Sherrel, pengacara Holmes, sempat melayangkan pernyataan bahwa kliennya, Dave Holmes telah berhasil menjadi pengelola selama lebih dari 22 tahun dan menyukseskanColdplay, membuat mereka menjadi band paling sukses dalam sejarah. Sherrel juga menambahkan, “Sekarang Coldplay malah menolak membayar utang. Menuduh Dave Holmes atas pelanggaran etika yang sebenarnya tidak ada dan kesalahan lain yang dibuat-buat, tidak akan mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya. Coldplay memiliki kontrak dengan Dave dan mereka menolak untuk menghormatinya.”
- Respon Coldplay terhadap Tuntutan Dave Holmes
Atas gugatan tersebut, Coldplay akhirnya menggugat balik manatan manajer terkaitperselisihan kontrak dan perkara utang. Chris Martin Cs mengklaim kalau Dave berutang ganti rugi lebih dari £14 Juta, memberi tuduhan bahwa telah mengajukan dan memperoleh dua kali pinjaman dari pihak promotor Live Nation tanpa sepengetahuanColdplay. Band ini juga menambahkan bahwa mantan manajer mereka meminjamsebanyak 20 juta dollar AS dari promotor pada 2015 dengan persentase bunga sebesar2,72% per tahun dan mengambil pinjaman kedua sebesar 10 juta dollar AS pada 2018 dengan tingkat bunga yang sama.
Di Pengadilan Tinggi, Inggris Raya, Coldplay mengatakan, “Sejauh pengetahuan kami, Holmes menggunakan uang yang diperoleh dari perjanjian pinjaman untuk mendanaiusaha pengembangan properti di atau sekitar Vancouver, Kanada,”. Berdasarkanpernyataan tersebut, Coldplay menyimpulkan bahwa Dave Holmes hanya bisamemperoleh pinjaman sebesar 30 juta dolla AS dengan bunga 2,72% dari Live Nationberdasarkan posisi sebagai manajer Coldplay.
Selain itu, hutang sebesar 27,1 juta dollar AS Live Nation sebenarnya bertentangandengan kewajiban untuk menjaga hubungan baik dengan promotor ketika bandbernegosiasi untuk tur dunia “Music of the Spheres” 2021 lalu. Coldplay menganggapmanatan manajer mereka mengusung kepentingan pribadi untuk memastikan dirinyamemiliki pengaruh untuk segala bentuk keringanan sehubungan dengan persyaratanpinjaman. Atas dasar itulah, Coldplay pun menuntut balik Dave Holmes.
[Felicia]