i.dailymail.co.uk

DeveNews.com- Jakarta. Efek dari polusi udara semakin hari semaki memburuk dan sulit untuk dihindari. Mata merah, batuk dan kesulitan bernafas adalah salah satu reaksi umum yang paling sering dirasakan seseorang akibat polusi udara. Lebih dari 92% populasi dunia hidup di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi. Dilansir dari huffingtonpost.com, menghirup udara berpolusi terlalu lama dapat meningkatkan resiko penyakit jantung hingga kelahiran premature pada wanita.

Menghirup udara berpolusi sama berbahayanya dengan merokok. Menurut University of Washington’s Institute for Health Metrics and Evaluation pada tahun 2016, 6.1 juta orang di dunia meninggal akibat udara yang buruk. Terlalu sering terpapar udara berpolusi ketika sedang hamil juga dapat meningkatkan resiko keguguran, asma hingga autsime pada calon anak.

Selain itu, polusi udara juga dapat membawa kerusakan bagi perkembangan otak dan pneumonia pada anak-anak. Setidaknya 1 juta anak-anak dibawah usia 5 tahun meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh polusi udara. Anak-anak yang sering terpapar udara berpolusi pun juga memiliki resiko lebih besar terserang penyakit saluran pernafasan seperti bronkitis hingga infeksi paru-paru.

Kandungan bahan berbahaya dalam udara polutan juga dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan jantung. Udara berpolutan dapat menyumbat pembuluh arteri sehingga resiko serangan jantung dan stroke akan lebih besar bagi seseorang yang sering terpapar udara buruk tersebut. Penelitian lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa polusi udara secara tidak langsung dapat menyebabkan gangguan mental pada seseorang seperti Alzheimer, Parkinson hingga schizophrenia.

Bagaimana polusi udara merusak tubuh kita ?

          Ketika polusi udara memasuki sistem pernafasan pada tubuh, maka secara otomatis hal tersebut akan mempengaruhi kinerja jantung, otak dan organ vital lainnya. Sedikitnya ada dua jenis mekanisme dalam tubuh yang mendapat efek terburuk akibat udara berpolusi yang dihirup sehari-hari, yakni paru-paru dan sistem imun tubuh.

Menurut Anthony Gerber selaku pulmonologist dari National Jewish Health di Denver, polusi dapat menyebabkan turunnya sistem imun tubuh dan meningkatkan resiko inflamasi atau ketidakmampuan tubuh untuk memperbaiki dirinya ketika terluka atau terserang penyakit. Kandungan bahan berbahaya yang ada dalam asap kendaraan, pabrik dan lain sebagainya jika terhirup dapat mengiritiasi dan membuat area sekitar nasal menunjukkan berbagai reaksi alergi seperti hidung memerah dan batuk.

Selain itu, ilmuwan percaya bahwa partikel jahat yang masuk ke dalam saluran pernafasan terutama paru-paru, dapat membuat tubuh salah mengartikan partikel tersebut sebagai ancaman infeksi sehingga memicu respon inflamasi dengan lebih cepat. “ When you have a bad head cold, you feel sick everywhere and your muscles might ache, the same thing can happen when you breathe in pollution,”  jelas Anthony. Ilmuwan juga menduga ada beberapa partikel berbahaya lainnya yang dapat terserap dan terbawa dalam aliran darah. [][Bella Setiawati]]

Editor : Shofi Muhaya